Pengertian, Bahaya Serta Penanggulangan Sindrome Asperger - Aulia Rachma
Headlines News :
Home » , , , » Pengertian, Bahaya Serta Penanggulangan Sindrome Asperger

Pengertian, Bahaya Serta Penanggulangan Sindrome Asperger

Written By Aulia Rachma on Selasa, 29 Oktober 2013 | 03.30

Sindrom Asperger (bahasa Inggris: Asperger syndrome, Asperger's syndrome, Asperger's disorder, Asperger's atau AS) adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger, seorang dokter anak asal Austria pada tahun 1944, meskipun baru diteliti dan diakui secara luas oleh para ahli pada dekade 1980-an. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental.

Ketika orang berbicara, umumnya mereka menggunakan bahasa tubuh seperti senyuman dan komunikasi nonverbal lainnya, dan juga kata-kata yang dikeluarkan oleh mereka cenderung memiliki lebih dari satu buah makna. Seorang penderita sindrom Asperger umumnya tidak memiliki kesulitan dalam perkembangan bahasa/linguistik, namun mereka cenderung memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Namun, kebanyakan penderita memiliki perbendaharaan kata dan wawasan yang melebihi anak-anak seusianya dan kerap dijuluki "profesor kecil". Para penderita sindrom Asperger sering kesulitan memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/ekspresi orang lain, dan cernderung berbahasa dengan gaya formal. Mereka juga tergolong sulit bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu, tergantung tingkat keparahan penyakit atau perkembangan si penderita sendiri. Penderita sindrom ini kerap menjadi sasaran bullying, terutama pada usia anak dan remaja.

Para dokter melihat sindrom Asperger sebagai sebuah bentuk autisme. Seringnya, disebut sebagai "autisme yang memiliki banyak fungsi/high-functioning autism". Hal ini berarti setiap penderita sindrom Asperger terlihat seperti halnya bukan seorang autis, tetapi ketika dilihat, otak mereka bekerja secara berbeda dari orang lain. Para dokter juga sering mengambil kesimpulan yang salah mengenai sindrom Asperger setelah mendiagnosis penderitanya, dan memvonisnya sebagai pengidap skizofrenia, ADHD, sindrom Tourette atau kelainan mental lainnya.

Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger terkadang mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga, atau bahkan jalan kaki, yang kadang-kadang sering terpeleset, tergantung tingkat keparahannya. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.

Para penderita sindrom Asperger memiliki kecenderungan lebih baik dibandingkan orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan, pengetahuan umum, ilmu alam serta pemrograman komputer. Banyak penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering dilewatkan atau diremehkan. (http://id.wikipedia.org/)


Adapun Referensi lain yang saya rangkum dari (http://www.metrotvnews.com/) sebagai berikut :

Sindrom asperger merupakan salah satu dari Autism Spectrum Disorder (ASD), yaitu suatu gejala kelainan perkembangan syaraf otak. Biasanya ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial dan semacam pola ketertarikan dan perilaku yang berulang terhadap sesuatu. Namun, penderita masih memiliki pola perkembangan bahasa dan kognitif yang cukup baik.

Secara sekilas, penderita sindrom asperger terlihat normal. Mereka tidak memiliki gangguan fisik. Masalah baru timbul ketika penderita harus berinteraksi dengan orang lain. Karena tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.

Penderita sindrom asperger akan terlihat aneh, karena tidak memiliki perhatian serta empati ketika berkomunikasi dengan orang. Mereka tidak tahu arti bahasa tubuh seperti tersenyum, sedih maupun gembira. Penderita sindrom asperger memiliki kesulitan memahami bentuk-bentuk komunikasi non verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti. Mereka hanya memahami arti kata seperti yang ia pahami di dalam kamus.

Penderita sindrom asperger juga memiliki gangguan pada bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain, mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti olah raga ataupun sekedar jalan kaki, sehingga mereka sering terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi atau nervous.

Nama sindrom asperger diambil dari seorang dokter Austria, Hans Asperger, yang menerbitkan makalah pada 1944. Dalam makalah tersebut ia menjelaskan mengenai pola perilaku dari beberapa anak laki-laki yang memiliki tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa normal, namun juga memperlihatkan perilaku yang mirip autisme dan mengalami kekurangan dalam hubungan sosial serta kecakapan komunikasi.

Penyebab pasti gangguan ini masih belum diketahui. Akan tetapi, fakta menunjukkan adanya kecenderungan bahwa gangguan ini diturunkan dalam keluarga. Sindrom asperger lebih umum dialami laki-laki dibandingkan perempuan. Biasanya sindrom tersebut baru terdiagnosis saat anak berusia antara dua dan enam tahun.

Namun, penderita sindrom asperger cenderung berbakat dalam beberapa hal, seperti matematika, menulis dan pemrograman komputer. Mereka juga memiliki minat khusus yang mereka tekuni dengan detail, sehingga mampu menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya

Hingga kini, sindrom asperger belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Penderita sindrom asperger sejati, akan lebih banyak belajar dan berusaha memperbaiki dirinya serta orang di sekitarnya. Daripada mencari siapa dan apa yang harus disalahkan sebagai penyebab kondisi sakitnya.

Meskipun belum ditemukan obatnya. Namun Anda yang memiliki anak atau kerabat menderita sindrom asperger dapat mencoba penanganan yang bisa meningkatkan fungsi dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti berikut ini:
  1. Pendidikan khusus : Berikan penderita asperger pendidikan yang didisain untuk memenuhi kebutuhan anak yang unik.
  2. Modifikasi perilaku : Hal ini meliputi strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku bermasalah.
  3. Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional : Terapi ini didisain untuk meningkatkan kemampuan fungsional penderita asperger.
  4. Obat-obatan. : Tidak ada obat khusus untuk menangani sindrom asperger. Tapi, obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi gejala khusus, seperti kecemasan, depresi, serta perilaku yang hiperaktif dan terobsesi.
Nah, dari pernyataan di atas semoga bermanfaat serta dapat membantu anda dalam proses penanganan nya..., secara tiada apa pun usaha yang tiada membuahkan hasil...!
Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Total Tayangan Halaman

 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Aulia Rachma - All Rights Reserved
Original Post by Yaya