Pria kelahiran Bearsden 50 tahun lalu ini mengawali karirnya di dunia sepakbola sebagai seorang pemain yang berposisi sebagai bek tengah dan telah tampil lebih dari 500 kali. Klub profesional pertamanya adalah klub raksasa Skotlandia, Celtic. Selama tiga tahun di sana, ia hanya bermain sebanyak 24 kali meskipun ikut berperan menyumbangkan satu gelar juara liga.
Setelah itu, ia kemudian hijrah ke klub Inggris, Cambridge United, dan kemudian berpindah-pindah ke klub-klub lain dengan durasi waktu yang tidak pernah lebih dari tiga tahun. Hingga akhirnya ia mendarat di Preston North End, menjadi juara Divisi III Liga Inggris, kemudian bertahan hingga pensiun dan menjadi pelatih di sana.
Selama empat tahun di Preston, catatan Moyes cukup mengkilap. Ia membawa timnya memenangi gelar juara Divisi II Liga Inggris, dan menembus babak play-off Divisi I di tahun berikutnya. Total ia melalui 243 pertandingan bersama Preston, 113 laga berakhir kemenangan, 67 imbang dan 63 sisanya kalah.
Catatan positif tersebut membuat Everton menariknya di tahun 2002, meski di tahun sebelumnya Moyes telah menandatangani perpanjangan kontrak selama lima tahun di Preston. "Saya berasal dari kota [Glasgow] yang tidak berbeda dengan Liverpool. Saya bergabung dengan klub sepakbola [yang disukai] masyarakat [setempat]. Mayoritas orang yang Anda temui di jalan adalah fans Everton. Ini peluang fantastis, hal yang Anda impikan. Saya langsung mengatakan 'ya' karena ini klub besar," tukasnya kala itu.
Pada awal karirnya di Goodison Park, prestasi Moyes tampak seperti roller coaster. Di tahun pertamanya bersama The Toffees, Moyes langsung menunjukkan potensinya sebagai salah satu pelatih terbaik. Ia berhasil mengangkat Everton, yang di musim sebelumnya tertartih-tatih menghindari zona degradasi Liga Primer Inggris, menjadi salah satu tim yang berpeluang menembus zona Eropa. Namun, sayang, skuat asuhan Moyes akhirnya gagal menembus Eropa setelah kalah bersaing dengan Blackburn Rovers di pekan-pekan terakhir.
Membawa Everton ke posisi tujuh di musim pertamanya, langsung mendapatkan respon positif dari pelatih-pelatih lainnya. Dan di tahun itulah, untuk pertama kalinya ia mendapatkan penghargaan pelatih terbaik. Selanjutnya, ia juga mendapatkan penghargaan pelatih terbaik pada 2005 dan 2009. Ia menjadi pelatih yang mendapatkan gelar terbaik terbanyak, yaitu tiga kali] bersanding dengan manajer yang kelak digantikannya, Sir Alex Ferguson. Ferguson sendiri mendapatkannya pada 1999, 2008, dan 2011.
Di tahun berikutnya, Everton kembali terpuruk, perseteruan Moyes dengan Duncan Ferguson diyakini menjadi biang keladi memburuknya performa The Toffees, beruntung mereka masih lolos dari jurang degradasi meski hanya mengumpulkan 39 poin (poin terendah klub sepanjang sejarah) dan terdampar di posisi ke-17.
Moyes kembali mengangkat Everton di tahun berikutnya, tidak tanggung-tanggung, The Toffees ia bawa melesat ke posisi empat klasemen akhir EPL atau masuk zona Liga Champions. Namun, di tahun berikutnya, Everton harus kembali berjuang untuk menghindari zona degradasi dan berhasil merangkak ke papan tengah menjelang kompetisi berakhir.
Setelah itu, barulah Moyes dapat menemukan konsistensi bersama Everton. Ia dan anak asuhnya menjadi salah satu tim yang paling stabil baik ketika bermain di liga, piala domestik ataupun turnamen Eropa. Namun, meski demikian, Moyes masih belum mampu menyumbangkan trofi juara untuk Everton hingga ia dipastikan hengkang ke Old Trafford untuk menggantikan sosok Ferguson di musim 2013/14. Saat pengumuman pensiun dan pergantian Ferguson dilakukan, Moyes menjadi manajer paling loyal di Liga Primer setelah bos Arsenal, Arsene Wenger. Tercatat 11 tahun masa kepelatihan dijalaninya dengan hanya menangani Everton.
Lima pembelian terbaik Moyes |
|
Tim Cahill (Millwall), £1,5 juta, 2004/05 Mikel Arteta (Real Sociedad), £2 juta, 2005/06 Phil Jagielka (Sheffield United), £4 juta, 2007/08 Leighton Baines (Wigan), £6 juta, 2007/08 |
|
Lima pembelian terburuk Moyes |
|
Andy van der Meyde (Inter), £2 juta, 2005/06 James Beattie (Southampton), £6 juta, 2004/05 Simon Davies (Tottenham), £4 juta, 2005/06 Richard Wright (Arsenal), £3,5 juta, 2002/03 |
"Ini adalah penghormatan besar diminta menjadi manajer Manchester United berikutnya," ujar Moyes usai dipastikan menjadi suksesor Ferguson.
"Saya senang Sir Alex merekomendasikan saya untuk tugas ini. Saya sangat menaruh hormat atas segala sesuatu yang sudah ia kerjakan untuk klub sepakbola ini."
"Saya tahu betapa sulitnya mengikuti jejak dia menjadi manajer terbaik sepanjang masa. Tapi, kesempatan untuk menangani Manchester United adalah sesuatu yang tidak sering ada, dan saya sungguh antusias menerima tanggung jawab ini mulai musim depan."
Kedatangan Moyes ke Old Trafford seakan sudah bisa diprediksi persis saat Ferguson mengumumkan keputusan pensiun. Fans tidak heran dengan penunjukan ini karena kedua manajer memiliki kedekatan dan punya banyak kesamaan. Sama-sama berasal dari Skotlandia, keduanya berkarakter old-fashion dalam melakukan pendekatan baik secara strategi maupun psikologi kepada para pemain. Potensi Moyes sebagai juru taktik bahkan hampir membawanya menjadi pendamping Ferguson di bangku cadangan United pada 1998, tetapi waktu itu Steve McClaren yang dipilih sebagai asisten manajer.
Kesamaan berikutnya tidak hanya terletak pada kegemaran mereka pada pacuan kuda, tetapi juga latar belakang kehidupan. Moyes seperti sudah ditakdirkan kerap bersinggungan dengan Ferguson. Saat masih anak-anak, Ferguson bermain di akademi yang dilatih ayah Moyes. Seperti halnya Ferguson, Moyes adalah lulusan dari Drumchapel Amateurs FC, klub tempat ibunya mencuci jersey tim dan ayahnya menjadi pengurus. Ayah Ferguson bekerja sebagai pembuat kapal di Govan dan ayah Moyes adalah seorang juru gambar yang bekerja di perusahaan yang sama.
Di United, Moyes akan bereuni dengan mantan anak asuhnya di Goodison Park, Wayne Rooney. Kedua orang ini pernah berseteru beberapa tahun silam akibat kutipan dalam otobiografi Rooney yang dianggap menyinggung Moyes.
Pada 2007, Moyes sempat melayangkan tuntutan kepada Rooney karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya. Dalam bukunya 'My Story So Far', Rooney mengklaim bahwa sang pelatih telah membocorkan perbincangan pribadinya.
Moyes membantah tuduhan tersebut dan menjadi pelatih Liga Primer Inggris pertama yang mengajukan tuntutan kepada salah satu pemainnya karena pencemaran nama baik, meskipun pada akhirnya Rooney meminta maaf pada 2008 dan masalah itu diselesaikan di luar pengadilan.
Menarik melihat reaksi Rooney beberapa jam setelah Moyes ditunjuk menjadi bos baru United. Dia menghapus kalimat "pemain Manchester United" dari biografi di profil akun Twitter miliknya. Pemain timnas Inggris tersebut menggantinya dengan "atlet NikeUK" dan sejauh ini ia belum memberi konfirmasi terkait hal tersebut.
Kini, jutaan penggemar United di seluruh penjuru dunia berharap Moyes adalah figur yang tepat untuk melanjutkan kejayaan dinasti Ferguson.
"Sebuah penghormatan besar diminta menjadi manajer Manchester United berikutnya. Saya senang direkomendasikan Sir Alex untuk tugas ini."
- David Moyes
sumber
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !